Bosan dengan status karyawan. Mansur (37), pemain pemula asal
Pontianak mencoba mengubah nasibnya. Berbekal dorongan teman seprofesi
dan sedikit nekat, kini dia memiliki properti sendiri serta mampu
menjual rumah sebanyak 350 unit hanya dalam waktu dua bulan.
Mansur pertama kali terjun ke dunia properti atau pengembang
perumahan baru sekitar dua tahun yang lalu, tepatnya 2011. Setahun, ia
bekerja sebagai tenaga pemasaran pada satu perusahaan properti, dia
melihat peluang usaha yang cukup bagus dan setahunnya lagi ia membangun
rumah sendiri.
“Sebelum menjadi developer, saya sebagai pekerja dui sebuah
perusahaan perumahan selama setahun. Selanjutnya saya bangun perumahan
sendiri juga baru berjalan setahun,” ujar Mansur, Pengembang Komplek
Kota Raya, Jl Raya Desa Kapur, Kecamatan Sungai Raya, Kabaupaten Kubu
Raya.
Mansur menceritakan bagaimana awalnya ia terjun menjadi pengembang
dan berhasil menjual sebanyak 250 unit rumah Fasilitas Likuiditas
Pembiayaan Perumahanc(FLPP) dalam waktu yang sangat singkat.
Menurutnya, untuk membangun rumah tidak semudah yang dibayangkan,
banyak juga lika-liku yang harus dijalani. Di antaranya, ia pernah
ditolak oleh orang hanya gara-gara mau meminjam uang untuk modal beli
tanah. Meskipun begitu, dari sekelumit masalah yang dihadapi, ternyata
ada satu kenangan unik yang tak bisa dilupakan Mansur, yaitu pernah
diomelin karyawan atas negosiasi tanah.
“Saya pernah dimarahi karyawan karena negosiasi beli tanah. Saya tidak berani tawar harga kepada pemilik,” tuturnya.
Waktu itu, Mansur kurang yakin dengan modalnya yang pas-pasan. Tapi
atas dorongan karyawan tadi, dia beranikan diri untuk menawar dengan
harapan batal. Kendati demikian, rasanya tidak percaya seperti pepatah
untung tak disangka, malang tak diduga.
“Pemilik tanah dengan ramah mengatakan kerjakan tanah tersebut, kalau
kurang modal. Masalah uangnya bisa dibayar nanti, atau dijadikan
jaminan di bank tak masalah jawab pemilik tanah,” kenang Mansur.
Keberhasilan menguasai ratusan hektare tanah tersebut, menjadi akses
utama bagi Mansur mengembangkan perumahan FLPP yang merupakan program
subsidi pemerintah dengan memiliki tanah yang semakin luas lagi.
Dari lokasi yang dimiliki, pembangunan rumah baru masuk ke-200 unit
selama 6 bulan, namun rumah yang terjual sudah mencapai 350 unit dalam
jangka waktu dua bulan. Sementara rencana kedepan akan dibangun lagi 200
unit di lokasi yang sama.
Mansur juga membagi strategi, bagaimana kiat-kiat menjual rumah yang
banyak dalam waktu yang sangat singkat. Satu di antara cara yang
dilakukan adalah memberikan kemudahan uang muka atau DP konsumen dengan
cara dicicil. Sebab, ia sangat memahami permasalahan yang dihadapi
pembeli selama ini.
“Kami beri kemudahan kepada konsumen di DP. Karena DP yang bisa
dicicil dan cukup bayar Rp 1 juta, sudah bisa diwawancara pihak bank,”
bebernya.
Mansur menjelaskan, rumah FLPP sesuai ketentuan dijual dengan harg Rp
95 juta, untuk kredit DP ditetapkan 10 persen atau sekitar Rp 10 juta.
Dengan begitu, konsumen cukup membayar Rp 1 juta atas DP sehingga
sisanya sebesar Rp 9 juta dibayar dengan cara dicicil kepadanya.
Sementara Rp 85 juta tetap cicilnya ke bank dengan jangka waktu
pelunasan yang telah disepakati, biasanya selama 15 tahun dengan
angsuran Rp 800 ribu per bulan. Adapun kemudahan yang diberikan untuk
melunasi DP antara lain, diberi waktu 3 bulan, lunas setelah rumah jadi,
atau ketika melakukan akad kredit.
“Konsumen tinggal pilih saja dari tiga cara tersebut. Besaran juga
tergantung kemampuan konsumen dengan tiga pilihan itu tanpa dikenakan
bunga angsuran. Selain itu, jangan lupa sering berkomunikasi dengan
konsumen yang sudah ambil rumah. Karena dia bakal menjadi marketing
berjalan,” paparnya. Selengkapnya: http://www.properti.net/artikel-bosan-menyandang-status-karyawan-mansur-temukan-kesuksesan-lewat-bisnis-properti
Tidak ada komentar:
Posting Komentar